Seorang pemandu jalur alternatif di kawasan Puncak Bogor, Cecep Khoridin, menjadi sorotan publik setelah video yang menunjukkan dirinya melakukan pemerasan terhadap wisatawan viral di media sosial. Cecep diketahui meminta tarif hingga Rp 850 ribu untuk jasa memandu di jalur alternatif. Akibat perbuatannya, Cecep kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Setelah menjalani pemeriksaan di Polsek Cisarua, Cecep mengakui perbuatannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat. “Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada wisatawan dan masyarakat Puncak, khususnya kepada pemilik akun TikTok Bylibra atas kejadian video viral tersebut,” ujar Cecep Khoridin dalam keterangannya pada Minggu (22/12).
Cecep menjelaskan bahwa ia meminta uang sebesar Rp 850.000 untuk jasa pengantaran menggunakan motor menuju Pom Bensin Tugu. Namun, ia mengaku hanya menerima uang sebesar Rp 150 ribu dari tarif yang diajukan.
“Saya menerima uang Rp 150.000 melalui transfer tahap pertama dan tahap kedua Rp 100.000. Cuma tahap kedua belum jelas. Nggak ada bukti fotonya. Masuk apa nggak-nya,” jelasnya.
Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hermawan, menjelaskan bahwa kasus ini bermula ketika Cecep menawarkan jasa pengawalan jalur alternatif kepada korban. Awalnya, Cecep tidak mematok tarif dan mengaku siap dibayar seikhlasnya.
“CN alias Bokep menawarkan jasa kepada pengendara wisatawan yang akan hendak menuju jalur atas Puncak Cisarua Bogor, karena pada saat itu situasi Jalur Puncak sedang padat,” kata Dedi dalam keterangannya pada Sabtu (21/12).
Setelah mengantar korban, Cecep menerima transfer uang senilai Rp 150 ribu. Namun, ia tidak puas dengan jumlah tersebut dan menuntut tambahan hingga Rp 850 ribu. “Pelaku pungli menolak karena tidak sesuai dengan hasil kerja yang seharusnya mengantar dibayar sebesar Rp 300.000, 400.000, dan pelaku tidak terima langsung emosi,” ungkap Dedi.
Korban yang merasa diperas kemudian melaporkan kejadian tersebut, yang akhirnya berujung pada penangkapan Cecep oleh pihak kepolisian.
“Akhirnya terjadi percekcokan antara pengendara kendaraan mobil dengan pelaku sampai akhirnya pelaku diberikan tambahan uang sebesar Rp 100.000,” tandasnya.
Kasus ini menjadi pengingat bagi wisatawan untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan jasa pemandu di jalur alternatif, terutama di kawasan wisata yang padat. Pihak kepolisian diharapkan dapat terus memantau dan menindak tegas praktik-praktik pemerasan yang merugikan wisatawan dan mencoreng citra pariwisata lokal.