Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus dipercepat, dengan salah satu fokus utama adalah penyediaan sarana tempat ibadah. Masjid Negara di IKN menjadi salah satu proyek yang diharapkan dapat digunakan pada tahun 2025 mendatang.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hariqo Wibawa Satria, mengungkapkan bahwa Masjid Negara di IKN ditargetkan dapat digunakan pada Idul Fitri 1446 Hijriah. “Pada tahun 2025, masjid ini diharapkan dapat digunakan untuk Salat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah dan mampu menampung 5.580 jemaah. Kapasitas maksimal masjid ini direncanakan untuk menampung hingga 60.000 jemaah,” jelas Hariqo dalam keterangannya pada Sabtu (7/12).
Pembangunan Masjid Negara di IKN tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga mencerminkan kebinekaan dan penghormatan terhadap toleransi umat beragama.
“Masjid ini akan berdampingan dengan tempat ibadah lainnya di area pusat peribadatan, seperti gereja, pura, vihara, klenteng, dan Basilika Nusantara Santo Fransiskus Xaverius, yang merupakan basilika pertama di Indonesia. Pada tahun 2022, Kementerian Agama telah mendapatkan izin prinsip dari Vatikan,” tambah Hariqo.
Presiden Prabowo Subianto berharap pembangunan Masjid Nusantara ini dapat menjadi simbol kerukunan, menjaga persatuan bangsa, serta menguatkan moderasi beragama.
“Hal ini sesuai dengan Asta Cita yang kedelapan; memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,” ungkapnya.
Masjid Negara IKN saat ini sedang dalam proses pembangunan tahap pertama, yang meliputi bangunan utama dengan 4 lantai, 2 lantai mezanin, dan pelataran 2 lantai untuk serbaguna dan parkir, dengan kapasitas menampung hingga 29.000 jemaah.
Hariqo menegaskan bahwa pembangunan Masjid Negara IKN adalah bentuk komitmen Presiden Prabowo untuk melanjutkan program pemerintah sebelumnya.
“Masjid Negara ini akan menjadi pusat kegiatan keagamaan tingkat kenegaraan di Ibu Kota Negara Indonesia. Saat ini, Masjid Istiqlal berfungsi sebagai Masjid Negara, dan dengan dipindahkannya Ibu Kota Negara ke Nusantara, Masjid di IKN akan menjadi Masjid Negara,” jelasnya.
Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 32.125 m2 dengan luas bangunan masjid dan plaza seluas 60.173 m2 serta Minaret seluas 427 m2. Selain itu, terdapat bangunan komersial seluas 2.212 m2 (2 lantai) dan bangunan penunjang seluas 727 m2 (1 lantai). Masjid Negara dilengkapi fasilitas parkir yang mendukung kebutuhan pengunjung, termasuk 4 lot khusus VVIP, 1 lot untuk difabel, serta 5 lot parkir untuk bus, dan 64 lot parkir di lantai LG area pelataran.
Bangunan masjid terdiri dari tiga bagian utama yaitu kubah utama, plaza terbuka, dan minaret. Desain kubah masjid mengadopsi konsep simbol sorban dan bentuk galaksi, sebagai penafsiran semesta alam raya yang tanpa batas.