Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) yang digelar oleh Basarnas terkait bencana tanah longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, telah resmi dihentikan pada Sabtu malam, 30 November. Keputusan ini diambil setelah upaya pencarian intensif yang dilakukan selama beberapa hari terakhir mencapai titik akhir.
Kepala Kantor SAR Medan, Mustari, menyatakan bahwa total korban yang terlibat dalam bencana ini mencapai 33 jiwa. Lokasi kejadian berada di ruas Jalan Lintas Sembahe, yang menghubungkan Deli Serdang dengan Kota Berastagi. Dari jumlah tersebut, 10 orang dinyatakan meninggal dunia. Korban terakhir yang berhasil ditemukan adalah Tengku Riski, seorang warga Kota Medan berusia 31 tahun.
“Jasad korban terakhir telah dievakuasi sore tadi dan langsung dibawa ke RSUD Adam Malik Medan. Setelah itu, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Mustari dalam pernyataannya yang dikutip dari Antara pada Minggu, 1 Desember.
Selain korban meninggal, terdapat 23 orang yang mengalami luka-luka akibat bencana ini. Mereka telah mendapatkan perawatan medis di RSUD Adam Malik Medan dan Puskesmas Sibolangit. Mustari menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan mengenai orang hilang terkait insiden tanah longsor tersebut.
Dengan tidak adanya laporan orang hilang, Basarnas memutuskan untuk menutup operasi SAR secara resmi. Keputusan ini menandai berakhirnya upaya pencarian dan pertolongan yang telah dilakukan dengan maksimal oleh tim SAR dan pihak terkait lainnya.
Bencana tanah longsor di Sibolangit ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam, terutama di daerah-daerah rawan longsor. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna meminimalisir risiko dan dampak dari bencana serupa di masa mendatang.