Mahkamah Agung (MA) telah menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), yang lebih dikenal dengan nama Sritex. Keputusan ini berkaitan dengan putusan pailit yang sebelumnya dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga Semarang atas permohonan dari PT Indo Bharat Rayon pada Rabu, 18 Desember. Penolakan kasasi ini menandakan bahwa Sritex harus menghadapi konsekuensi dari putusan pailit tersebut.
Meskipun menghadapi situasi yang sulit, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk mendukung Sritex agar tetap berproduksi. Airlangga menyatakan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen Sritex untuk memastikan bahwa produksi dapat terus berjalan meskipun dalam kondisi pailit.
Sebagai salah satu kreditur utama Sritex, PT Bank Negara Indonesia (BNI) diminta oleh Airlangga untuk sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung kelangsungan produksi Sritex. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas lapangan kerja di tengah ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dapat terjadi akibat situasi pailit yang dihadapi oleh perusahaan tekstil tersebut.
Salah satu fokus utama pemerintah dalam situasi ini adalah menjaga agar lapangan kerja tetap terjaga. Dengan banyaknya ancaman PHK yang dapat terjadi, pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa Sritex dapat terus beroperasi dan meminimalisir dampak sosial ekonomi yang mungkin timbul. Dukungan dari BNI sebagai kreditur diharapkan dapat membantu Sritex dalam mempertahankan operasionalnya.
Keputusan pailit yang dihadapi oleh Sritex tentu membawa tantangan besar bagi perusahaan tersebut. Namun, dengan dukungan dari pemerintah dan kreditur, diharapkan Sritex dapat menemukan jalan keluar dari situasi ini dan kembali bangkit. Pemerintah berharap bahwa dengan kerjasama yang baik antara semua pihak terkait, Sritex dapat terus berkontribusi dalam industri tekstil nasional dan menjaga kesejahteraan para pekerjanya.
Penolakan kasasi oleh Mahkamah Agung terhadap Sritex menandai tantangan baru bagi perusahaan tekstil ini. Namun, dengan dukungan dari pemerintah dan kreditur utama seperti BNI, diharapkan Sritex dapat terus berproduksi dan menjaga lapangan kerja. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung industri tekstil nasional agar tetap berdaya saing dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.