Gunung Raung, salah satu gunung berapi aktif di Nusantara, kembali menampakkan gejolak vulkaniknya dengan letusan yang terjadi sebanyak empat kali dalam rentang waktu satu jam. Informasi ini diperoleh dari catatan Magma Indonesia dan terekam melalui seismograf yang dipasang di Gunung Raung.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Raung, Mukijo, melaporkan bahwa letusan pertama terjadi pada pukul 09.30 WIB. Kolom abu yang dihasilkan menjulang hingga ketinggian sekitar ± 2.000 meter di atas puncak, atau setara dengan 5.332 meter di atas permukaan laut. Kolom abu tersebut berwarna kelabu dengan intensitas pekat dan condong ke arah timur. Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 32 mm dan berlangsung selama ± 4 menit 42 detik.
Mukijo menjelaskan lebih lanjut bahwa letusan kedua terjadi pada pukul 10.25 WIB. Namun, tinggi kolom letusan tidak dapat diamati. Letusan ketiga menyusul pada pukul 10.31 WIB, di mana kolom letusan juga tidak terdeteksi secara visual. Meskipun demikian, kedua letusan ini terekam jelas di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi masing-masing 152 detik.
Letusan keempat terjadi pada pukul 10.35 WIB. Sama seperti letusan sebelumnya, tinggi kolom letusan tidak teramati akibat cuaca mendung yang menghalangi pandangan. Namun, seismograf mencatat aktivitas ini dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 114 detik.
Dalam rangka menjaga keselamatan, Mukijo mengimbau masyarakat dan pengunjung agar tidak mendekati pusat letusan di kawah puncak. Radius aman yang direkomendasikan adalah 3 kilometer dari kawah. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk tidak menuruni kaldera dan menghindari bermalam di kawasan kawah.
Dengan aktivitas vulkanik yang meningkat, penting bagi masyarakat sekitar dan wisatawan untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Keamanan dan keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi fenomena alam ini.