Keluarga Kerajaan Inggris, yang selama ini dianggap sebagai lambang persatuan nasional, ternyata tidak kebal terhadap konflik internal yang sering kali menjadi perhatian dunia. Perseteruan di antara anggota keluarga ini tidak hanya melibatkan perbedaan pendapat, tetapi juga pertikaian besar yang memengaruhi hubungan mereka secara keseluruhan. Beberapa di antaranya bahkan berujung pada pengusiran dari rumah dan tidak saling berbicara selama bertahun-tahun.
Pangeran Harry, Duke of Sussex, menjadi pusat perhatian sejak memutuskan untuk mundur dari tugas kerajaan pada Januari 2020 bersama istrinya, Meghan Markle. Keputusan ini dipicu oleh tuduhan diskriminasi rasial terhadap Meghan, ketegangan dengan Pangeran William terkait tugas kerajaan, serta kritik Harry terhadap pola asuh Raja Charles III. Buku memoarnya, “Spare,” yang mengungkapkan detail pribadi tentang keluarga kerajaan, juga menimbulkan kontroversi. Saat ini, Harry dan Meghan menetap di Amerika Serikat dengan hubungan yang dingin terhadap sebagian besar anggota keluarga kerajaan.
Hubungan antara Pangeran William dan Pangeran Harry, yang sebelumnya sangat erat, kini memburuk akibat perbedaan pandangan dan konflik personal. William dikabarkan tidak setuju dengan keputusan Harry untuk mundur dari tugas kerajaan, yang menjadi pemicu utama keretakan. Kritik Harry dalam berbagai wawancara, termasuk menyebut William sebagai sosok kaku dan terlalu tunduk pada aturan kerajaan, memperburuk situasi. Ketegangan semakin meningkat dengan penerbitan buku “Spare,” di mana Harry menggambarkan William sebagai figur dominan dalam konflik mereka. Meskipun ada beberapa upaya rekonsiliasi, hubungan mereka tetap tegang hingga saat ini.
Raja Charles III menjadi pusat konflik dengan anak bungsunya, Harry, akibat berbagai isu. Harry menuduh Charles kurang memberikan dukungan emosional semasa kecil dan mengkritik pola pengasuhannya yang disebut mewariskan rasa sakit genetik. Ketidakhadiran Meghan Markle dalam acara-acara penting kerajaan juga dianggap sebagai bentuk penolakan terhadap tradisi. Meskipun Charles mengundang Harry ke acara penobatannya pada 2023, hubungan mereka tetap renggang.
Dua tokoh penting dalam keluarga kerajaan, Kate Middleton dan Meghan Markle, dikabarkan memiliki hubungan yang kurang harmonis. Konflik mereka dipicu oleh perbedaan latar belakang dan gaya hidup, serta insiden menjelang pernikahan Harry dan Meghan pada 2018. Meghan disebut membuat Kate menangis, meskipun hal ini dibantah. Meghan juga merasa tidak diterima sepenuhnya oleh keluarga kerajaan, termasuk Kate. Ketegangan ini berdampak pada dinamika keluarga secara keseluruhan.
Konflik antara Raja Charles III dan Pangeran Andrew bermula dari berbagai kontroversi yang melibatkan Andrew, termasuk skandal hubungannya dengan Jeffrey Epstein. Mendiang Ratu Elizabeth II mengambil langkah tegas dengan mencabut peran publik Andrew dalam Keluarga Kerajaan dan membatasi aksesnya ke acara resmi. Terbaru, Andrew diduga berhubungan dengan mata-mata China yang dilarang masuk ke Inggris. Tak hanya itu, mereka disebut-sebut bersitegang setelah putri Andrew, Putri Beatrice dan Putri Eugenie, kehilangan jaminan yang didanai pembayar pajak pada 2011, sebuah tindakan yang dilaporkan disetujui oleh Charles saat itu.
Baru-baru ini, Charles dikabarkan telah menekan saudaranya agar pindah dari rumahnya di Windsor, Royal Lodge. Ayah Pangeran William dan Pangeran Harry ini juga dilaporkan memecat tim keamanan pribadi Andrew. Charles dikatakan telah memberikan tekanan setelah Andrew lalai membayar biaya perawatan sebesar 500 ribu pound sterling atau Rp10 miliar per tahun, yang diduga mengakibatkan tembok properti itu runtuh dan lembap.
Perseteruan dalam Keluarga Kerajaan Inggris ini menunjukkan bahwa meskipun mereka adalah simbol persatuan, konflik internal tetap dapat terjadi. Dinamika yang kompleks dan berbagai isu yang melibatkan anggota keluarga kerajaan ini menjadi perhatian publik dan media di seluruh dunia. Diharapkan, dengan adanya dialog dan upaya rekonsiliasi, hubungan di antara mereka dapat membaik di masa depan.