Kepala SMA 70 Jakarta Selatan, Sunaryo, mengungkapkan situasi terkini dari seorang siswa kelas X yang menjadi korban perundungan di sekolah tersebut. Menurut Sunaryo, siswa tersebut sempat mengalami sakit sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar selama dua hari.
“Kalau di fisik kan yang fisik itu yang anak korban kan, jadi ada rasa sakit aja,” ungkap Sunaryo setelah menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (18/12).
Sunaryo menjelaskan bahwa setelah insiden perundungan tersebut, pihak sekolah segera mengambil langkah untuk mengunjungi rumah korban dan bertemu dengan keluarganya. Langkah ini diambil untuk memastikan kondisi korban dan memberikan dukungan yang diperlukan.
“Iya, kita datang ke rumahnya, ngobrol karena orang tua korban kan tinggal sama neneknya, gitu kan. Ngobrol dengan mereka, kemudian apa keluhannya, ya dikasih tau sama mereka,” jelas Sunaryo.
Sebagai tindak lanjut dari insiden ini, pihak sekolah telah mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan lima siswa yang diduga terlibat dalam tindakan perundungan tersebut. Mereka dipindahkan ke satuan pendidikan lain sesuai dengan aturan yang berlaku. Langkah ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
Kasus perundungan ini telah dilaporkan oleh orang tua korban ke Polres Metro Jakarta Selatan. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap fakta-fakta yang ada. Selain memeriksa Kepala SMA 70, polisi juga telah memeriksa orang tua korban dan korban itu sendiri untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap.
Kasus perundungan di SMA 70 Jakarta Selatan ini menjadi perhatian serius bagi pihak sekolah dan kepolisian. Dengan adanya tindakan tegas dari pihak sekolah dan proses hukum yang sedang berjalan, diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa.