Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru-baru ini mengungkapkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurut Meutya, penerapan AI semakin meluas di berbagai sektor pemerintahan, termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Komunikasi dan Digital. Selain itu, AI juga dipersiapkan untuk mendukung program-program Presiden Prabowo, seperti swasembada pangan.
Namun demikian, Meutya menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam penggunaan AI. Ia menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo yang disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Peru. Dalam pesannya, Presiden Prabowo mengingatkan bahwa meskipun AI menawarkan banyak peluang, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul.
Meutya juga menyoroti tren peningkatan investasi dalam AI generatif yang mengalami lonjakan signifikan. Dari 4 miliar USD pada tahun 2021, investasi ini meningkat lebih dari enam kali lipat menjadi 25 miliar USD pada tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan betapa masifnya perkembangan AI dan dampaknya terhadap sektor pekerjaan di tingkat global.
Namun, Meutya mengingatkan bahwa sebelum menyambut kemajuan ini, diperlukan persiapan mentalitas yang matang. Dalam KTT, Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa terobosan luar biasa dalam teknologi menuntut para pemimpin untuk lebih bijak, sabar, dan akomodatif. Teknologi memiliki potensi untuk membawa kemajuan besar, tetapi juga dapat menyebabkan kehancuran kehidupan manusia dengan sangat cepat jika tidak dikelola dengan baik.
Dengan perkembangan AI yang pesat, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi ini secara optimal dalam berbagai sektor. Namun, kebijaksanaan dan kesiapan mentalitas menjadi kunci utama dalam menyambut era baru ini. Pesan dari Presiden Prabowo dan Menteri Meutya Hafid menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk berhati-hati dan bijak dalam memanfaatkan AI demi kemajuan yang berkelanjutan.