Sesaat setelah hasil hitung cepat mengindikasikan kemenangan di Pilgub Banten, Andra Soni segera menghubungi Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian DPP Gerindra. Dalam percakapan tersebut, Andra menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dasco yang dianggap berperan penting dalam kemenangan tersebut.
Andra Soni, bersama politikus PKS Dimyati Natakusumah, yang didukung oleh koalisi besar Prabowo—minus Golkar—berhasil mengalahkan pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang diusung oleh PDIP dan Golkar. Padahal, survei sebelumnya menunjukkan elektabilitas Airin berada di kisaran 60-70%.
Hasil hitung cepat dari lembaga survei menunjukkan kemenangan telak bagi Andra-Dimyati. Voxpol Center mencatat pasangan ini meraih 57,08% suara, sementara Airin-Ade hanya mendapatkan 42,92%. Charta Politika juga menunjukkan hasil serupa dengan Andra-Dimyati memperoleh 57,52% dan Airin-Ade 42,48%.
Menurut sumber dari kumparan, Dasco memainkan peran sentral dalam kemenangan ini. Ia sering bolak-balik ke Banten untuk mendukung Andra-Dimyati dan menggerakkan mesin partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus agar bekerja maksimal.
Andra mengakui peran penting Dasco dalam kemenangannya. Sebagai Ketua Harian Gerindra dan Wakil Ketua DPR RI dari daerah pemilihan Banten III, Dasco dianggap sebagai mentor politik bagi Andra.
“Beliau rajin turun ke dapil, bertemu konstituen dan jaringan yang sudah lama dibina,” ujar Andra.
Andra juga merasakan dukungan maksimal dari koalisi partai pengusungnya selama masa kampanye hingga hari pencoblosan.
“Dengan popularitas saya yang rendah, bantuan dari partai koalisi sangat terasa,” tambahnya.
Kemenangan Andra-Dimyati juga menandai berakhirnya dominasi dinasti politik almarhum Tubagus Chasan Sochib yang telah berkuasa di Banten selama lebih dari dua dekade. Sejak Banten menjadi provinsi tersendiri pada tahun 2000, klan Chasan Sochib sering berada di puncak kepemimpinan provinsi.
Dimulai dari Ratu Atut Chosiyah yang menjadi Wagub Banten periode 2001-2006, kemudian terpilih sebagai Gubernur Banten periode 2007-2012 dan 2012-2017. Namun, pada 2014, Ratu Atut terjerat kasus korupsi, dan posisinya digantikan oleh Rano Karno.
Sumber dari tim Airin menyebutkan bahwa hasil pilkada membuat tim pemenangan terkejut. Mereka tidak percaya jagoannya kalah, mengingat survei internal menunjukkan elektabilitas Airin di kisaran 65-70%. Namun, Airin tetap tenang dan meminta timnya bersabar.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dan peneliti SMRC Saidiman Ahmad menganggap hasil Pilgub Banten sebagai anomali. Menurut Saidiman, ada tiga faktor yang membuat hasil ini kurang logis: survei sebelumnya menempatkan Airin unggul jauh, Airin bagian dari klan Chasan Sochib yang kuat, dan Airin adalah tokoh populer dengan pengalaman sebagai Walkot Tangerang Selatan.
Sumber dari tim Airin juga menyebutkan adanya tuduhan politik uang dan pengkondisian oleh kubu Andra Soni. Mereka mengklaim adanya penyebaran amplop berisi uang dan gambar ajakan mencoblos Andra-Dimyati. Namun, tuduhan ini dibantah oleh Andra Soni, Polda Banten, dan pengurus Apdesi Banten.
Selain itu, ada tuduhan bahwa kepala desa yang seharusnya netral justru mendukung Andra-Dimyati. Beberapa kepala desa di Serang bahkan membuat video dukungan. Namun, tuduhan ini juga dibantah oleh Apdesi Banten.
Hasil Pilgub Banten yang mengejutkan membuat PDIP berencana menggugat ke Mahkamah Konstitusi. Mereka menugaskan Yasonna Laoly dan Ronny Talapessy untuk mengumpulkan bukti dugaan kecurangan. Hingga kini, Airin belum memberikan pernyataan resmi mengenai hasil Pilgub Banten.
Sementara itu, Andra Soni menyatakan siap berkolaborasi dengan Airin untuk membangun Banten yang lebih baik.
“Bu Airin adalah aset Banten, kita memerlukan kolaborasi bersama-sama,” ucap Andra.