Keluarga dari GRO, seorang siswa SMK 4 Kota Semarang yang tewas akibat tembakan polisi, menghadapi tekanan dari pihak Polrestabes Semarang dan seorang jurnalis untuk tidak melanjutkan kasus ini. Mereka diminta untuk menerima kepergian GRO dengan lapang dada.
Agung, paman dari mendiang GRO, mengungkapkan bahwa pada hari Senin (25/11), sehari setelah pemakaman, sejumlah anggota polisi termasuk Kapolrestabes Semarang, serta seorang jurnalis, mengunjungi rumah duka di Kembangarum, Semarang Barat. Dalam kunjungan tersebut, keluarga diminta untuk membuat pernyataan video yang menyatakan bahwa mereka telah menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan tidak akan memperpanjang masalah.
Agung menjelaskan bahwa jurnalis tersebut memintanya untuk mewakili keluarga dalam membuat video pernyataan.
“Saya diminta oleh jurnalis untuk mewakili keluarga membuat video yang menyatakan keluarga sudah ikhlas dan tidak akan memperbesar persoalan ini. Pak Kapolrestabes juga menyampaikan hal serupa,” ujar Agung saat ditemui oleh wartawan pada Senin (2/12).
Permintaan ini menimbulkan reaksi beragam dari keluarga dan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan etika dan legalitas dari permintaan tersebut, mengingat kasus ini melibatkan tindakan kekerasan oleh aparat penegak hukum. Keluarga GRO merasa tertekan dan bingung dengan situasi yang mereka hadapi, sementara masyarakat menuntut transparansi dan keadilan dalam penanganan kasus ini.
Kasus penembakan ini menambah daftar panjang insiden kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian di Indonesia. Masyarakat dan berbagai organisasi hak asasi manusia menyerukan agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku. Mereka menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Keluarga GRO kini berada dalam posisi sulit, di mana mereka harus memilih antara menerima permintaan pihak berwenang atau memperjuangkan keadilan bagi almarhum. Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan akuntabilitas aparat penegak hukum di Indonesia. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan transparan, demi menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.