Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, mengungkapkan rasa bangganya atas pengakuan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO. Menurut Zita, pengakuan ini merupakan bukti nyata dari keindahan dan kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan.
Dalam pernyataannya, Zita menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian, melainkan identitas bangsa.
“Kebaya itu bukan cuma baju, ini identitas kita. Ada cerita di setiap lipatan kainnya, ada kebanggaan yang nggak bisa diganti,” ujarnya.
Dengan pengakuan dunia terhadap kebaya, Zita menekankan bahwa tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya semakin besar.
“Kita harus bawa kebaya ke depan, jadi bagian dari hidup modern kita,” tambahnya.
Zita juga melihat pengakuan ini sebagai momentum untuk memperkuat pariwisata budaya Indonesia. Ia berpendapat bahwa kebaya dapat menjadi daya tarik luar biasa jika diperkenalkan dalam festival, pameran internasional, atau acara budaya besar lainnya.
“Wisatawan pasti akan jatuh cinta dengan keindahan dan ceritanya,” kata Zita.
Pengakuan kebaya oleh UNESCO tidak hanya menambah daftar panjang warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, tetapi juga membuka peluang baru untuk memperkenalkan kebaya dalam konteks global. Dengan semakin banyaknya perhatian internasional, kebaya dapat menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Pengakuan ini juga menuntut tanggung jawab bersama dari seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga dan melestarikan kebaya. Zita mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam mempromosikan kebaya, baik di dalam maupun luar negeri.
“Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan kepada dunia betapa kayanya budaya kita,” tutup Zita.
Dengan pengakuan ini, kebaya tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga alat diplomasi budaya yang dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Melalui upaya bersama, kebaya dapat terus menjadi bagian integral dari identitas dan kehidupan modern masyarakat Indonesia.