Sebuah tragedi menimpa seorang wanita berinisial FR, berusia 20 tahun, yang menjadi korban penyiraman air keras di jalanan Kota Bekasi pada Jumat (6/12). Insiden ini menarik perhatian publik dan menambah panjang daftar kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
Menurut penuturan ibunda korban, Sri Kartikah (54), peristiwa tersebut terjadi ketika FR baru saja pulang dari mencuci motor.
“Setelah motornya di-steam, tiba-tiba mati. Dia lalu menelepon suaminya untuk meminta bantuan mendorong motor,” ungkap Sri pada Kamis (12/12).
Saat dalam perjalanan, tiba-tiba pelaku menyiramkan air keras ke arah FR. Suami korban yang berada di lokasi langsung berusaha mengejar pelaku yang melarikan diri ke arah utara.
“Sayangnya, pelaku tidak terkejar. Suaminya baru menyadari bahwa itu air keras setelah melihat baju FR bolong,” tambah Sri.
Akibat serangan tersebut, FR mengalami luka serius di beberapa bagian tubuhnya, termasuk leher, punggung, payudara, dan paha. Saat ini, FR tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Kota Bekasi. Kondisi ini tentu menambah kekhawatiran keluarga dan masyarakat sekitar.
Pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Bekasi Utara. Namun, hingga saat ini, pelaku masih belum tertangkap.
“Pelaku belum ketangkep, udah lapor polisi malam itu juga pas kejadian langsung diproses,” ujar Sri.
Kapolsek Bekasi Utara, Kompo Yus Jahan, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.
“Soal motif itu kita belum mendalami, saat ini pelaku masih dalam pengejaran,” kata Yus. Berdasarkan informasi yang diperoleh, pelaku sempat memepet motor korban sebelum melakukan serangan.
Kasus ini menyoroti tantangan dalam penegakan hukum terkait kekerasan terhadap perempuan. Meskipun laporan telah diajukan, proses penangkapan pelaku sering kali memakan waktu yang tidak sebentar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan korban dan keluarganya.
Masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik serangan ini. Keadilan bagi korban dan keluarganya menjadi prioritas utama, mengingat dampak fisik dan psikologis yang dialami FR.
Kasus penyiraman air keras terhadap FR di Bekasi menambah daftar panjang kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Diperlukan upaya serius dari pihak berwenang untuk menangani kasus ini dengan cepat dan adil. Selain itu, perlindungan dan dukungan bagi korban harus terus ditingkatkan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.