Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih akrab disapa Gus Miftah, kembali menjadi pusat perhatian khalayak. Kali ini, bukan hanya karena ucapannya yang menyebut penjual es teh dengan istilah ‘go*lok’ dalam sebuah ceramah di Magelang, Jawa Tengah, tetapi juga karena video lamanya yang kembali mencuat ke permukaan.
Video lama yang menampilkan Gus Miftah saat berdakwah di suatu tempat kembali menjadi topik hangat. Dalam video tersebut, Gus Miftah menyinggung nama seniman Yati Pesek, yang kemudian memicu reaksi dari berbagai kalangan.
Menanggapi kemunculan kembali video tersebut, Gus Miftah memberikan klarifikasi. “Itu monggo saja, saya bisa berbuat apa, itu video sekian tahun lalu kembali diungkit,” ujarnya saat ditemui di Pondok Pesantren Ora Aji, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (6/12).
Gus Miftah tidak memberikan penjelasan detail mengenai kapan tepatnya video tersebut direkam. Namun, ia menegaskan bahwa hubungannya dengan Yati Pesek tetap terjaga dengan baik.
“Insya Allah hubungan saya dengan beliau tetap baik. Kalau toh kemudian itu diambil, diviralkan kembali, ya saya bisa berbuat apa,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Miftah juga menyampaikan pandangannya tentang masa lalu dan masa depan.
“Artinya memang saya selalu mengatakan, orang baik pasti punya masa lalu dan orang jelek saya yakin pasti ada masa depan,” ungkapnya, menekankan bahwa setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik.
Lebih lanjut, Gus Miftah mengungkapkan bahwa ia telah berkomunikasi dengan Yati Pesek melalui Abah Syarif Hidayatullah.
“Insya Allah saya akan silaturahmi dengan beliau,” katanya, menunjukkan niat baik untuk menjaga hubungan yang harmonis.
Kontroversi yang melibatkan Gus Miftah dan video lamanya menunjukkan betapa cepatnya informasi dapat menyebar dan mempengaruhi opini publik. Namun, dengan sikap terbuka dan komunikasi yang baik, Gus Miftah berusaha untuk menyelesaikan isu ini dengan cara yang damai dan bijaksana. Hubungannya dengan Yati Pesek yang tetap baik menjadi bukti bahwa dialog dan pengertian dapat mengatasi kesalahpahaman yang mungkin timbul.