Dewi, pendamping hidup dari pesulap ternama Pak Tarno, kini berada di tengah pusaran tudingan dan cemoohan publik. Ia dituduh memanfaatkan suaminya yang sedang sakit untuk terus bekerja dan menjual kesedihan, serta berambisi menguasai harta suaminya. Pernikahan mereka yang berlangsung secara siri pada bulan Ramadhan 2024 menjadi sorotan setelah Dewi mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui Pak Tarno masih memiliki istri lain.
Setelah tiga bulan menikah, Dewi dikejutkan dengan kedatangan Sariyah, istri lain Pak Tarno, yang menuduhnya merebut suami. Dewi mengaku tidak mengetahui bahwa suaminya masih terikat pernikahan dengan wanita lain. “Saya baru tahu setelah menikah tiga bulan, ketika Bu Sariyah datang ke rumah,” ungkap Dewi dalam sebuah wawancara di acara Rumpi: No Secret, Trans TV, Jakarta Selatan.
Dewi menceritakan bagaimana ia akhirnya menerima lamaran Pak Tarno, yang dikenal sebagai Master of Traditional Magic. Sebelum menikah, Dewi bekerja di Bekasi sementara Pak Tarno tinggal di Tanjung Priok. “Dia setiap hari datang ke Bekasi untuk bertemu saya, meski hujan dan malam. Dia bilang, ‘Nikah aja yuk’,” kenang Dewi. Pak Tarno awalnya mengaku memiliki istri seorang pramugari yang sering bepergian, sehingga merasa kesepian dan membutuhkan pendamping.
Pernikahan siri mereka sempat tidak direstui oleh kakak Dewi. Namun, seiring berjalannya waktu, Dewi dan Pak Tarno akhirnya mendapatkan restu dari keluarga. Meski demikian, Dewi mengaku kecewa saat mengetahui suaminya masih memiliki istri lain. “Saya merasa kecewa karena tidak pernah diceritakan dari awal,” ujarnya.
Dewi juga harus menghadapi tuduhan bahwa ia ingin menguasai harta Pak Tarno. Namun, ia membantah tuduhan tersebut dengan tegas. “Saya tinggal di kontrakan, tidak diberi mobil mewah, dan tidak tinggal di rumah besar. Apa yang saya dapat dari Master Tarno? Kami hidup dari hasil jualan mainan dan pekerjaan sulapnya,” jelas Dewi dengan mata berkaca-kaca.
Meskipun menghadapi berbagai tuduhan, Dewi tetap setia mendampingi Pak Tarno yang kini mengalami stroke dan harus duduk di kursi roda. “Saya bertahan karena mengingat perjuangan Master Tarno yang ingin saya menjadi istrinya. Dia semangat menjadi suami saat sehat, dan sekarang saya harus menemani,” tutup Dewi dengan penuh keteguhan.
Kisah Dewi dan Pak Tarno menggambarkan kompleksitas hubungan pernikahan yang diwarnai dengan tantangan dan tuduhan. Meski demikian, Dewi menunjukkan komitmen dan kesetiaannya dalam mendampingi suaminya di masa sulit. Kontroversi yang melingkupi pernikahan mereka menjadi pelajaran tentang pentingnya komunikasi dan kejujuran dalam sebuah hubungan.