Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dilaporkan telah tiba di Moskow, Rusia, setelah meninggalkan tanah airnya yang tengah dilanda krisis. Berdasarkan laporan dari Aljazeera, yang mengutip sumber berita Rusia, Assad telah memperoleh perlindungan dari pemerintah Moskow.
Sumber dari Kremlin mengungkapkan bahwa Bashar al-Assad beserta keluarganya diberikan perlindungan dengan alasan “pertimbangan kemanusiaan”. Langkah ini diambil di tengah situasi yang semakin memburuk di Suriah, di mana pemberontak telah menguasai sebagian besar wilayah negara tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengonfirmasi bahwa al-Assad telah meninggalkan Suriah. Keberangkatan ini terjadi di tengah krisis besar yang mengguncang ibu kota Damaskus pada Minggu, 8 Desember.
Keberadaan Bashar al-Assad sempat menjadi misteri setelah ia menghilang dari pandangan publik selama beberapa hari terakhir. Juru bicara kepresidenan sempat menyatakan bahwa Assad masih berada di Damaskus dan aktif menjalankan tugas-tugasnya. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa situasi sebenarnya berbeda.
Krisis yang melanda Suriah telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial yang signifikan. Pemberontakan yang terjadi telah memaksa banyak warga sipil untuk mengungsi dan mencari perlindungan di negara-negara tetangga. Situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran internasional mengenai keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Keberangkatan Bashar al-Assad ke Rusia menimbulkan berbagai reaksi dari komunitas internasional. Beberapa negara menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi di Suriah dan menyerukan solusi damai untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan. Sementara itu, Rusia dianggap memainkan peran penting dalam memberikan dukungan politik dan militer kepada pemerintah Suriah.
Dengan keberangkatan Assad ke Moskow, masa depan Suriah menjadi semakin tidak pasti. Banyak pihak yang berharap agar krisis ini dapat diselesaikan melalui dialog dan negosiasi, guna menghindari lebih banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Namun, tantangan besar masih menghadang di depan, terutama dalam upaya membangun kembali negara yang hancur akibat perang.
Keberadaan Bashar al-Assad di Moskow menambah babak baru dalam krisis Suriah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dengan dukungan dari Rusia, Assad mungkin berharap dapat menemukan jalan keluar dari situasi yang semakin sulit di negaranya. Namun, hanya waktu yang akan menjawab bagaimana konflik ini akan berakhir dan apa dampaknya bagi rakyat Suriah serta stabilitas di kawasan Timur Tengah.