Anak-anak dari pesulap legendaris, Pak Tarno, kini bersiap untuk mengambil langkah hukum terhadap asisten pribadi ayah mereka, Slamet Riyadi, yang dikenal dengan nama Slamet Tatto. Mereka menuduh Slamet telah memanfaatkan kondisi kesehatan Pak Tarno yang memburuk untuk meraih simpati publik dan keuntungan pribadi.
Pak Tarno, yang sempat viral karena menderita stroke, terlihat dalam video yang beredar di media sosial sedang melakukan trik sulap di atas kursi roda. Dalam kondisi yang sama, ia juga terlihat berjualan ikan cupang di sekitar tempat tinggalnya di Warakas, Jakarta Utara. Kondisi ini memicu keprihatinan dari banyak pihak, termasuk anak-anaknya, Aisah dan Halimah.
Slamet Riyadi, yang selama ini mendampingi Pak Tarno, dituduh oleh anak-anak Pak Tarno telah menjual cerita sedih tentang ayah mereka untuk menarik perhatian publik. Melalui akun Instagram @paktarnomanagementofficial, Aisah dan Halimah menuduh Slamet memprovokasi Pak Tarno dan memperkeruh masalah keluarga.
Merasa tidak terima dengan tindakan Slamet, anak-anak Pak Tarno, yaitu Siti Aisah, Halimah, dan Yanti, telah menunjuk Kpt (Purn) Budi Setiyo Utomo, S.H., M.H., CIL sebagai kuasa hukum mereka. Mereka mengancam akan melaporkan Slamet ke jalur hukum jika situasi ini terus berlanjut.
Selain memanfaatkan kondisi Pak Tarno, Slamet juga dituduh ikut campur dalam urusan keluarga, terutama terkait dengan istri-istri Pak Tarno. Slamet disebut telah memprovokasi para istri dengan memberi tahu bahwa Pak Tarno telah menikah dengan Dewi, yang memperumit keadaan.
Di tengah kontroversi ini, Pak Tarno tetap berusaha mencari nafkah dengan berjualan ikan cupang. Meski harus duduk di kursi roda dan berbicara terbata-bata, semangatnya untuk menghibur dan mencari nafkah tidak surut. Pak Tarno mengungkapkan bahwa ia memilih berjualan ikan hias karena banyak peminatnya.
Pak Tarno, yang memiliki nama asli Sutarno, lahir di Losari, Jawa Tengah, pada 6 September 1950. Di usianya yang kini 74 tahun, ia dikenal sebagai pesulap dengan teknik sulap klasik. Pak Tarno mengaku telah menikah sebanyak 10 kali dan berjanji bahwa istrinya saat ini akan menjadi yang terakhir.
Kontroversi yang melibatkan Pak Tarno dan asistennya, Slamet Riyadi, menyoroti kompleksitas hubungan personal dan profesional di tengah kondisi kesehatan yang menurun. Sementara anak-anak Pak Tarno berusaha melindungi ayah mereka, Slamet Riyadi menghadapi tudingan serius yang bisa berujung pada langkah hukum. Di sisi lain, Pak Tarno tetap berusaha menjalani hidup dengan semangat, meski dalam keterbatasan fisik.