Sebelum peristiwa naas itu terjadi, Liam sempat terlihat berdiri di lobi hotel. Ketika sampai di kamarnya, ia menunjukkan sikap menolak, menandakan ketidaknyamanannya untuk berada di dalam ruangan tersebut. Namun, staf hotel menggunakan kunci utama untuk membuka pintu dan memasukkan Liam ke dalam kamar.
Berdasarkan transkrip panggilan darurat 911, salah satu staf hotel mengungkapkan kekhawatiran bahwa Liam mungkin mencoba melarikan diri melalui balkon. Staf tersebut mengatakan,
“Kami khawatir dia mungkin melukai dirinya sendiri. Dia berada di kamar dengan balkon, dan kami cemas.” Meskipun menyadari potensi bahaya, staf hotel tetap meninggalkan Liam sendirian di kamar.
Saat jasad Liam ditemukan, ia mengenakan tas selempang yang tidak terlihat ketika ia dibawa dari lobi. Polisi menduga bahwa Liam mencoba turun dari balkon lantai tiga ke balkon lantai dua, kemudian melompat ke tanah. Dugaan ini diperkuat dengan penemuan sebuah tas kulit cokelat di balkon lantai dua, dua hari setelah kejadian.
Di dalam tas tersebut terdapat catatan bertuliskan “untuk Liam”, berbagai pil, dan sebotol Jack Daniel’s. Barang-barang ini diyakini milik Liam. Diduga, Liam mungkin tidak sadarkan diri saat terjatuh, tetapi ia masih sadar saat memasang tas selempang di pundaknya dan berjalan menuju balkon.
Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Mengapa Liam menunjukkan perlawanan saat dibawa ke kamar? Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi keputusannya untuk mendekati balkon? Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik insiden tragis ini.