Pada Kamis (28/11), serangan militer Israel di Gaza mengakibatkan tewasnya 17 warga Palestina. Sejak Rabu (27/11), Israel telah meningkatkan operasi militernya di seluruh wilayah Gaza, menambah ketegangan yang sudah memuncak di kawasan tersebut.
Pihak medis di Gaza melaporkan jumlah korban jiwa yang terus bertambah. Di tengah intensitas serangan bom yang meningkat, tank-tank Israel semakin merangsek ke wilayah selatan dan utara Gaza. Menurut laporan medis pada Kamis ini, enam orang tewas dalam dua serangan terpisah di area permukiman dan sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di bagian utara.
Empat korban jiwa lainnya dilaporkan akibat serangan Israel terhadap rombongan pemotor di Khan Younis, wilayah selatan Gaza. Selain itu, tujuh korban jiwa terakhir pada Rabu ini disebabkan oleh serangan udara di Nuseirat, yang menargetkan bangunan bertingkat dan menghantam jalan raya.
Hingga saat ini, Israel belum memberikan komentar resmi terkait serangan yang terjadi di seluruh Gaza pada Kamis ini, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Serangan Israel ke Gaza telah berlangsung selama 13 bulan. Israel mengklaim bahwa operasi militer ini bertujuan untuk mengeliminasi keberadaan kelompok Hamas. Namun, akibat dari serangan ini, lebih dari 44.200 orang telah kehilangan nyawa di Gaza, dengan mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Israel kini menghadapi tuntutan di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida di Gaza. Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Serangan yang terus berlanjut ini menambah deretan panjang konflik yang telah menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan penderitaan bagi warga sipil di Gaza. Dunia internasional terus memantau perkembangan situasi ini dengan harapan adanya solusi damai yang dapat mengakhiri kekerasan di wilayah tersebut.