PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), anak perusahaan dari PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 5.550 per saham. Dengan harga tersebut, AADI menargetkan untuk meraup dana segar hingga Rp 4,31 triliun. Jadwal resmi pelaksanaan IPO ini akan diumumkan pada pekan depan.
Sementara menunggu pengumuman resmi terkait jadwal IPO, saham ADRO mengalami penurunan signifikan. Pada perdagangan Kamis (28/11), saham ADRO melemah sebesar 24,8 persen atau turun 910 poin menjadi Rp 2.760. Penurunan ini mencapai level auto reject bawah (ARB), yang menyebabkan banyak investor bergegas untuk menjual saham mereka.
Di aplikasi Ajaib Sekuritas, hingga pukul 12:30 WIB, terlihat antrean penjualan saham ADRO di harga Rp 2.760 mencapai 14,4 juta lot. Selain itu, di harga Rp 2.800 terdapat 24.954 lot yang ingin dijual. Di harga Rp 2.770, ada 9.172 lot saham yang siap dilepas, dan di harga Rp 2.840 terdapat 722 saham. Secara keseluruhan, total antrean penjualan mencapai 14.474.272 lot saham.
Penurunan saham ADRO ini terjadi bertepatan dengan periode ex dividen pada 28 November. Sebelumnya, pada cum date 26 November, saham ADRO juga berada di zona merah. Kondisi ini turut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada sesi I perdagangan siang ini turun 35,422 poin atau 0,49 persen ke level 7.210,465.
Di tengah kondisi ini, sebanyak 226 saham mengalami kenaikan, 318 saham mengalami penurunan, dan 239 saham stagnan. Frekuensi transaksi saham mencapai 645.355 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 15,160 miliar saham, senilai Rp 5,767 triliun.
Dengan situasi pasar yang dinamis ini, para investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan terkait IPO AADI dan pergerakan saham ADRO di bursa.