Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024 mencatat partisipasi pemilih yang mencapai 20.435.019 dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 31.280.418. Ini berarti tingkat partisipasi pemilih berada di angka 65,33 persen, sementara angka golput mencapai 34,67 persen. Angka ini mengindikasikan bahwa masih terdapat tantangan besar dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Jawa Timur.
Jika dibandingkan dengan Pilgub Jatim 2018, persentase golput saat itu mencapai 38,22 persen. Dengan demikian, terjadi peningkatan partisipasi pemilih sebesar 1,59 persen pada Pilgub 2024. Meskipun ada peningkatan, angka golput yang masih tinggi menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih perlu terus ditingkatkan.
Data partisipasi pemilih pada Pilgub 2024 diperoleh dari situs resmi KPU, https://pilkada2024.kpu.go.id/. Hingga Kamis (28/11) pukul 08.45 WIB, progres dokumen C hasil sudah mencapai 98,97 persen, dengan 60.127 dari 60.751 TPS telah melaporkan hasilnya. Ini menunjukkan bahwa angka partisipasi pemilih dan golput masih bisa mengalami sedikit perubahan seiring dengan penyelesaian penghitungan suara.
Meskipun KPU belum merilis hasil resmi perolehan suara pasangan calon (paslon) ke publik, data sementara menunjukkan bahwa pasangan Khofifah-Emil memimpin dengan perolehan suara 1.781.333 atau 58,7 persen. Pasangan ini diikuti oleh Risma-Gus Hans yang memperoleh 6.659.161 suara atau setara 32,59 persen. Di posisi terakhir, ada pasangan Luluk-Lukman dengan perolehan suara 1.781.333 atau 8,72 persen.
Saat ini, KPU telah menutup akses informasi mengenai perolehan suara masing-masing paslon, meskipun sebelumnya data tersebut dapat diakses melalui fitur inspect element di browser. Langkah ini diambil untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data hingga pengumuman resmi dilakukan.
Partisipasi pemilih yang masih di bawah harapan pada Pilgub Jatim 2024 menunjukkan perlunya strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Diharapkan, dengan upaya yang lebih intensif, angka partisipasi pemilih dapat meningkat pada pemilihan-pemilihan berikutnya, sehingga demokrasi di Jawa Timur dapat berjalan lebih baik dan representatif.